Di Situs Candi Agung ini menawarkan wisata jejak sejarah budaya Lumajang yang dikaitkan dengan seorang Maha Patih kerajaan Majapahit yaitu Patih Nambi sebagai putra dari Raja Kerajaan Lamajang Arya Wiraraja.
Lumajang memiliki pesona alam dan peninggalan sejarah peradaban yang banyak tersebar diberbagai wilayah.
Saat ini banyak alternatif pesona wisata yang menjadi destinasi wisata bagi wisatawan lokal maupun wisatawan Mancanegara.
Sebut saja B29 dengan pesona negeri diatas awan, Tumpak Sewu yang memiliki keindahan alam dan air terjunnya, Hutan Bambu, Gladak perak, Pure Mandara Giri Semeru Agung, Situs Candi Agung Randuagung dan banyak lagi lainnya.
Peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Lumajang sebagai destinasi wisata tidak lain karena promosi yang dilakukan pemerintah dan dan berbagai pihak, termasuk Komunitas Asli Lumajang.
Salah satu anggota Komunitas Lumajang tersebut bernama Ronny yang berprofesi sebagai guide wisatawan yang sudah beberapa kali membawa tamu dari mancanegara untuk berlibur di Lumajang.
Menurut Ronny, saat ini Komunitas Asli Lumajang mulai menggandeng beberapa Komunitas untuk turut serta aktif dalam mempromosikan wisata Lumajang, salah satunya adalah Randuagung Community untuk mempromosikan destinasi wisata diwilayah utara Lumajang.
Senin (2/9) seorang wisatawan mancanegara yang berasal dari Brisbane Australia yang bernama Sheamus Biilington bersama Komunitas Asli Lumajang dan Randuagung Community melakukan trip kunjungan kekebebrapa tempat wisata di Lumajang bagian utara.
Perjalan Pertama mengunjungi Situs Candi Agung di Desa Randuagung. Di Situs Candi Agung ini menawarkan wisata jejak sejarah budaya Lumajang yang dikaitkan dengan seorang Maha Patih kerajaan Majapahit yaitu Patih Nambi sebagai putra dari Raja Kerajaan Lamajang Arya Wiraraja.

Selain Candi Agung, wisatawan juga disuguhkan dengan pemandangan hamparan sawah pertanian dan palawija serta aktifitas petani yang masih tradisinal disertai semilir angin yang membawa kesejukan cukup memanjakan mata pengunjungnya.
Perjalananan berikutnya menuju Ranu atau danau Klakah yang berada di Desa Tegal Randu Kecamatan Klakah.

Disini kita bisa menikmati sarana wisata seperti, speedboat, kano, jet sky, perahu angsa, rakit bambu tradisional dan area pemancingan.

Selain itu kita juga bisa menyicipi masakan tardisional dengan menu ikan mujaher yang tersedia di warung terapung disekitar bibir ranu sambil menikmati pemandangan danau dan Gunung Lemongan.

Beranjak sore hari perjalanan dilanjutkan menuju gunung fuji yang terletak di wilayah pegunungan Lemongan.
Digunung fuji ini terdapat padepokan Mbah Tjitro Sridono Sasmito sebagai juru kunci gunung Lemongan yang saat ini sudah wafat.

Padepokan ini dikenal dengan sebutan Paseban Agung Sonyoruri dengan patung Garuda yang terlihat gagah berdiri didepan padepokan.
Aura padepokan yang masih kental dengan aroma mistis dan setiap tahun diadakan ritual yang dihususkan untuk meruat pencetus Pancasila.
Usai acara ritual para pengunjung diperbolehkan beberebut sesajen yang terdiri dari berbagai aneka hasil bumi dan dan diakhiri dengan menanam kepala kerbau disekitar bukit bebatuan didekat padepokan.
Padepokan yang terletak di gunung fuji juga menawarkan keindahan pesona alam yang dapat kita nikmati dari ketinggian pegunungan dengan hamparan hutan dan menikmati pesona keindahan terbenamnya matahari.

Perjalan digunung fuji ini merupakan akhir trip bersama Sheamus Billington.
Senyum puas terpancar dari wajah wisatawan Autralia ini. Bahkan dia bilang kepada kami bahwa tahun depan akan berkunjung kembali bersama kerabatnya.
Saya sangat menikmati perjalanan ini mulai dari keindahan alamnya, makanannya dan sambutan warga Lumajang termasuk sahabat Randuagung Community yang telah bersedia menemaninya dengan ramah, penuh dengan canda tawa, sangat merasa nyaman dan aman.
Akan tetapi dari beberapa hal ada beberapa keluhan yang sempat terlontar dari Sheamus, diantaranya masih kurang baiknya sarana infrastruktur jalan dan beberapa fasilitas umum belum medai bahkan belum tersedia seperti toilet umum yang bersih.

Penulis: Fawaid Jazuli
Editor: Unus Senyawa
Foto: Tim Dokumentasi Randuagung Community
COMMENTS