Selenggarakan Study Budaya, Randuagung Community Hadirkan Tiga Pemateri Untuk Mengupas Budaya Candi Agung, Diantaranya ..
KIMNAMBI.COM Study Budaya yang diselenggarakan Randuagung Community dalam Rangka Hari Ulang Tahun (HUT) nya yang ke-8, diikuti oleh Pelajar Tingkat SLTP, SLTA dan Perwakilan Perguruan Tinggi yang dilaksanakan di Pelataran Candi Agung Randuagung pada Sabtu (16 Februari 2019).
Tiga orang pemateri dengan bidang keilmuan yang berbeda dibungkus dalam satu tema "Pelestarian Budaya sebagai Jati Diri Bangsa" menjadikan acara begitu atraktif hingga membuat peserta betah dan tidak beranjak untuk mengikuti acara meski kondisi cuaca panas menyengat.
Berikut tiga pemateri tersebut Diantaranya Aries Purwantini (Ahli Arkeologi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lumajang), Taufik Monyong (Ketua Badan Pembina Kebudayaan Jawa Timur) dan Laila Fakhriyatus Zakiyah merupakan salah satu putra daerah Randuagung yang telah banyak mengukir Prestasi di Kancah Internasional.
Baca : Laila, Putri Lumajang Berhasil Torehkan Prestasi di Kancah Internasional

Pemaparan yang disampaikan Aries di mulai dari tinjauan penilitian sejarah dan arsitektur Candi dari beberapa kali ekskavasi yang dilakukan Balai Arkelogi D.I Yogyakarta.
Menurut Aries "Candi Agung didirikan pada zaman Singasari atau Kadiri dengan ditemukannya dokumentasi Arca Ganesha yang dipahat dengan gaya pengarcaan yang lebih tua dibandingkan dengan gaya pengarcaan masa Majapahit meski masih dibutuhkan beberapa kajian kembali yang lebih mendalam" ujarnya.
Taufik Monyong sebagai pegiat budaya menekankan generasi muda untuk terlibat secara aktif mempromosikan Candi Agung, budaya dan produk lokal dengan memanfaatkan media sosial seperti youtube, instagram dan facebook sebagai salah satu upaya peningkatan nilai ekonomi masyarkat.
Bahkan Taufik langsung langsung mempraktekkan cara mempromosikan Candi Agung bersama dengan memanggil dua peserta untuk membuat video vlog.

Sedangkan Laila yang saat ini tercatat sebagai salah satu mahasiswa kedokteran di Hubei Polytechnic University China mampu memotifasi peserta untuk belajar dan berusaha lebih giat dalam menggapai cita-cita.
Laila juga memaparkan materi transbudaya antara budaya Indonesia dan Budaya China yang tentunya jauh berbeda, khususnya ditinjau dari sisi perilaku masyarkatya.
Peserta bukan hanya memperoleh materi budaya, akan tetapi bagi yang beruntung juga memperoleh Buku Dari Dinas Pariwisata, Sovenir Produk Lokal dari Taufik Monyong dan Angpau yang berisi mata uang yuan dari Laila Fakhriyatus Zakiyah sebagai cindera mata.
Kemudian Acara ditutup dengan pembacaan deklarasi Pelestarian Cagar Budaya Candi Agung yang dipimpin oleh Aminulla, S.Pd atasnama Ketua Randuagug Community.
COMMENTS