Acara sosialisasi program Bansos Rastra dan BPNT dibuka langsung oleh Asisten Bagian Pemerintahan Pemkab Lumajang tepat pada pukul 10.00 WIB. Selanjutnya acara sosialisasi program tersebut dimulai dari paparan Bagian Ekbang Pemkab Lumajang yang inti pemaparannya bahwa Bansos Rastra dan BPNT tanpa ada pungutan biaya (gratis), selain itu Rastra yang diterimakan sebanyak 10 kg/KPM, sedangkan BPNT senilai Rp. 110.000/bulan untuk tiap KPM.
Dalam rangka memberikan pemahaman tentang program bantuan sosial Rastra dan BPNT, Pemerintah Kabupaten Lumajang menggelar rapat sosialisasi program tersebut pada hari Kamis (15/3) kemarin di ruang pertemuan Narariya Kirana lantai 3 Pemkab Lumajang. Kegiatan sosialisasi yang dikomandoi oleh Sekda Kabupaten Lumajang melibatkan lintas sektor seperti Dinas Sosial Kabupaten Lumajang, Bagian Pemerintahan Pemkab Lumajang, Bagian Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Lumajang, dan Bagian ESDA dan Perencanaan Pemkab Lumajang. Sedangkan peserta sosialisasi di antaranya: Camat se-kabupaten Lumajang, Kades se-kabupaten Lumajang, TKSK se-kabupaten Lumajang, Tim Koordinasi Tingkat Kabupaten, dan Tim Koordinasi Tingkat Kecamatan.
Acara sosialisasi program Bansos Rastra dan BPNT dibuka langsung oleh Asisten Bagian Pemerintahan Pemkab Lumajang tepat pada pukul 10.00 WIB. Selanjutnya acara sosialisasi program tersebut dimulai dari paparan Bagian Ekbang Pemkab Lumajang yang inti pemaparannya bahwa Bansos Rastra dan BPNT tanpa ada pungutan biaya (gratis), selain itu Rastra yang diterimakan sebanyak 10 kg/KPM, sedangkan BPNT senilai Rp. 110.000/bulan untuk tiap KPM.
Narasumber kedua adalah UPT Bulog kabupaten Probolinggo yang menjelaskan kuota Rastra untuk masyarakat Lumajang sebanyak 77.256 KPM dengan kualitas beras medium. Presentasi ketiga disampaikan oleh pihak Polres Lumajang yang menjelaskan bahwa dalam penyaluran Bansos Rastra maupun BPNT tidak boleh ada penyelewengan lagi seperti adanya Bagito (dibagi rata). Dan paparan terakhir oleh Kepala BNI Cabang Lumajang yang memberikan informasi tentang teknis membuka e-Waroeng dan jumlah e-Waroeng yang sudah beroprasi sebelumnya.
Setelah masing-masing narasumber selesai memberikan pemaparan sesuai dengan tema yang diusungnya, acara tanya-jawab pun dibuka. Acara tanya-jawab pun banyak digunakan oleh tiga penanya yang pada intinya memberikan kritik kepada Bulog akan kualitas beras yang kurang layak dikonsumsi. Selain itu kritik tentang daftar penerima manfaat (DPM) yang masih ditemukan para penerima manfaat yang sudah mampu atau sudah kaya-raya. (Rfl)
COMMENTS