Antrian di SPBU ini setiap harinya bisa mencapai 1 km dan mulai terjadi semenjak pagi hingga sore hari. Tidak hanya kendaraan roda dua, antrian kendaraan roda empat juga mengular hingga ke luar dari areal wilayah SPBU
Beberapa hari yang lalu bahkan sampai hari ini, antrian panjang pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) terjadi di SPBU Desa Tunjung, Kec, Randuagung.
Antrian di SPBU ini setiap harinya bisa mencapai 1 km dan mulai terjadi semenjak pagi hingga sore hari. Tidak hanya kendaraan roda dua, antrian kendaraan roda empat juga mengular hingga ke luar dari areal wilayah SPBU.
Fenomena seperti ini sering sekali terlihat bahkan sudah dianggap biasa terjadi, yang tidak lain antrian terjadi disebabkan karna sangat sulitnya mendapatkan bensin khususnya jenis bahan bakar bersubsidi yang dikenal dengan bensin kuning (Premiun). Entah dikarenakan kurangnya pasokan bensin premium dan solar atau banyaknya kebutuhan dari pengendara kendaraan bermotor atau juga ada faktor lain yang terjadi sehingga fenomena antrian di SPBU ini seringkali terlihat.
Sebetulnya apa sih yang membuat antrian panjang sering terjadi di SPBU Desa Tunjung ini?
Ada beberapa poin penting yang saya ketahui dari berbagai sumber .
Pertama, banyaknya kendaraan bermotor, baik roda dua, tiga maupun roda empat termasuk truk di Kec, Randuagung yang mungkin tiap tahun terus bertambah volumenya. Ditambah semakin meningkatnya jumlah kendaraan dari daerah lain yang melintas di jalan provinsi ini. Dengan demikian semakin banyak kendaraan bermotor maka kebutuhan BBM semakin bertambah sebanding dengan jumlah kendaraan bermotor.
Sayangnya masalah ini belum bisa diambil solusi apapun, anteh karena ini menyangkut peraturan daerah atau hal-hal teknis lainnya yang berkaitan dengan BBM bersubsidi ini.
Kedua, SPBU di kecamatan Randuagung tepatnya disepanjang jalan Raya Randuagung yang meliputi tiga kecamatan ini menurut sepengetahuan penulis (mohon di koreksi jika salah) bisa dibilang
hanya ada di SPBU ini itupun menjelang malam sudah tutup artinya SPBU tidak buka 24 jam.
Melihat kondisi diatas Mungkin dengan menambah jumlah SPBU, seperti di dearah perbatasan Desa Buwek Dengan Desa Kudus atau di desa 1, desa 2, dan desa 4. Kalo bisa butuh satu untuk setiap lokasi sebagai salah satu solusi yang cukup logis ditawarkan (tergantung adanya vendor yang mau buka SPBU :P).
Ketiga, Mungkin kurangnya pasokan BBM bersubsidi jenis bensin premium dan solar yang di distribusikan ke wilayah Randuagung. (Masih Kemungkinan)

Keempat, banyaknya penjual eceran. Jumlah pengecer yang menjamur di Kec, Randuagung menyebabkan cepat habisnya stok BBM bersubsidi jenis Premium di SPBU ini dalam satu hari.
Menurut warga yang juga ikut mengantri pada saat itu yang tidak mau disebutkan namanya "Kelangkaan bahan bakar jenis Premium di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) bukan hanya disebabkan berkurangnya pasokan yang kurang dari Pertamina, melainkan adanya penjualan kepada pedagang eceran yang menggunakan jerigen-jurigen setiap kali pasokan premium tiba".
"Selain antrean untuk mobil pribadi, beberapa masyarakat juga melakukan pelansiran. Setelah mereka mengisi ke dalam tangki kendaraannya, bensin tersebut kemudian di salin kedalam jeriken, lalu masuk kembali lagi masuk kedalam antrian untuk melakukan pengisian bensin ke dalam tengki" ujar seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya ini.
Hal tersebut dibenarkan oleh penjual eceran (sebut saja Raden). Ia ikut antre tersebut untuk mendapatkan bensin untuk dijual lagi dalam bentuk eceran. Ia mengatakan Saat itu masuk dalam
antrian sebanyak 2 sampai 3 kali untuk melakukan pelansiran.
"Sebagian yang ikut antrian merupakan para pedagang eceran. Malahan, ada juga yang telah memodifikasi tangki bensin mobilnya dengan cara membesarkan tangki tersebut," ucap pria
tersebut.
Sangat sulit untuk di kurangi atau di hentikan (semoga tidak ada oknum dibalik semua ini). Bisa dengan pendataan dan penjatahan seperti jaman dulu kalau tidak salah pengecer sudah
di jatah berapa drum setiap harinya. Yang sekarang ini sudah tidak lagi.
Mungkin kejadian ini bukan hanya terjadi di SPBU yang terletak di Desa Tunjung ini saja, mungkin juga di SPBU-SPBU yang tersebar di Kab, Lumajang Bahkan di Indonesia yang menyediakan BBM jenis Premium ini.
Semoga kita semua tahu apa masalah yang terjadi sebenarnya. Sebagian Tulisan di atas adalah hasil blusukan kami selama tiga hari di SPBU ini dan juga merupakan hipotesa saya dan mungkin bisa
salah atau kurang.
COMMENTS